x

Syahidnya Sang Pejuang Palestina

waktu baca 2 menit
Rabu, 31 Jul 2024 00:28 0 38 admin

IRAN (Akunberita.id) Rabu (31/7), Hamas mengatakan bahwa pemimpin politiknya, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan Israel di Iran. Haniyeh berada di Iran untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara itu.

“Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan kita, tewas dalam serangan Zionis di markas besarnya di Teheran, setelah dia hadir dalam pelantikan presiden (Iran) yang baru,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan.

Kelompok Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) juga mengumumkan kematian itu, dengan mengatakan kediaman Haniyeh di Teheran “diserang” dan dia syahid bersama seorang pengawalnya.

“Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah seorang pengawalnya menjadi martir,” kata sebuah pernyataan dalam laman Sepah News milik Korps Garda Revolusi Islam.

Haniyeh telah melakukan perjalanan ke Teheran untuk menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7).

Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh berbicara dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian di Teheran, Iran, pada 26 Maret 2024.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu telah berjanji untuk menghancurkan Hamas dan membawa kembali semua sandera yang ditahan dalam serangan 7 Oktober.

Serangan yang dilancarkan Hamas di Israel selatan, mengakibatkan kematian 1.197 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel.

Militan juga menangkap 251 sandera, 111 di antaranya masih ditawan di Gaza, termasuk 39 orang, yang menurut militer, telah tewas.

Haniyeh terpilih sebagai kepala biro politik Hamas pada 2017, untuk menggantikan Khaled Meshaal, tetapi sudah menjadi tokoh terkenal setelah menjadi perdana menteri Palestina pada 2006, setelah kemenangan mengejutkan Hamas dalam pemilihan parlemen tahun itu.

Dianggap sebagai seorang pragmatis, Haniyeh tinggal di pengasingan dan membagi waktunya antara Turki dan Qatar.

Dia telah melakukan perjalanan misi diplomatik ke Iran dan Turki selama perang, bertemu dengan presiden Turki dan Iran.

Haniyeh dianggap menjaga hubungan baik dengan para pemimpin berbagai faksi Palestina, termasuk para pesaing Hamas.

Presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian, memberikan pidato usai upacara pelantikannya di Teheran hari Selasa (30/7).

Dia bergabung dengan Hamas pada 1987, ketika kelompok militan itu didirikan di tengah pecahnya intifada Palestina pertama, atau pemberontakan, terhadap pendudukan Israel, yang berlangsung hingga 1993.

Serangan militer balasan Israel di Gaza, telah menewaskan sedikitnya 39.400 orang, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, yang tidak memberikan rincian tentang kematian warga sipil dan militan.

Iran telah menjadikan dukungan untuk perjuangan Palestina sebagai inti dari kebijakan luar negerinya sejak revolusi Islam 1979.

Iran memuji serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, tetapi membantah keterlibatan mereka dalam serangan tersebut

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x