x

Faksi Palestina Bersatu Setelah Gugurnya Yahya Sinwar, Pemimpin Hamas

waktu baca 4 menit
Minggu, 20 Okt 2024 15:50 0 77 admin

GAZA (Akunberita.id) 20 Oktober 2024 – Peristiwa gugurnya Yahya Sinwar, pemimpin militer Hamas yang berpengaruh, telah mengguncang Palestina dan dunia internasional. Sinwar, yang merupakan komandan tertinggi Hamas di Gaza, tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan sejumlah tokoh kunci kelompok tersebut. Setelah kematiannya, faksi-faksi Palestina yang sebelumnya sering terlibat konflik internal menunjukkan tanda-tanda bersatu untuk menghadapi tantangan bersama.

Hamas, yang dikenal sebagai kekuatan militer utama di Gaza, kini berusaha mengisi kekosongan kepemimpinan yang ditinggalkan Sinwar. Meski kematiannya merupakan pukulan besar bagi kelompok tersebut, hal ini justru mendorong faksi-faksi Palestina lainnya, termasuk Fatah dan Jihad Islam Palestina, untuk bersatu dalam perjuangan melawan pendudukan Israel. Pemimpin politik dari berbagai faksi Palestina menyerukan persatuan nasional, dengan alasan bahwa musuh bersama hanya dapat dilawan melalui kerja sama yang erat di antara semua elemen perlawanan.

Kematiannya juga memicu gelombang demonstrasi di berbagai wilayah Palestina, di mana ribuan warga turun ke jalan mengutuk serangan tersebut dan menyatakan dukungan terhadap perlawanan. “Yahya Sinwar adalah simbol perlawanan, dan kematiannya hanya akan memperkuat tekad kita untuk bersatu melawan pendudukan,” kata salah satu tokoh politik Palestina.

Di sisi lain, pihak Israel menyatakan bahwa serangan tersebut dilakukan untuk melemahkan kemampuan militer Hamas yang dianggap bertanggung jawab atas sejumlah serangan roket dan tindakan kekerasan lainnya. Namun, serangan ini tampaknya justru memperkuat solidaritas di antara berbagai kelompok Palestina.

Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) berduka atas Sinwar sebagai “pemimpin nasional” dan menyerukan persatuan serta kerja sama dalam menghadapi konspirasi yang bertujuan menghapuskan perjuangan Palestina.

Kelompok Fatah yang berkuasa juga berduka atas Sinwar, menegaskan bahwa “kebijakan pembunuhan dan terorisme yang diadopsi oleh pemerintah penjajah (Israel) tidak akan mematahkan semangat rakyat Palestina untuk mencari hak-hak nasional mereka yang sah.”

Kelompok Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina mengatakan “syahidnya Sinwar adalah dorongan lebih lanjut bagi rakyat Palestina” untuk terus melanjutkan perjuangan melawan pendudukan Israel.

Partai Inisiatif Nasional mengatakan bahwa Sinwar gugur di atas tanah saat membela hak-hak rakyatnya dan kematiannya akan meningkatkan perjuangan dan perlawanan untuk kebebasan dan pembebasan dari pendudukan brutal.

Ziyad al-Nakhalah, pemimpin kelompok Jihad Islam, mengatakan bahwa syahidnya Sinwar adalah tonggak sejarah dalam perjuangan rakyat Palestina.

Partai kiri Rakyat Palestina juga berduka atas Sinwar sebagai pejuang besar, menekankan bahwa kebijakan pembunuhan dan pembunuhan terencana Israel tidak akan menggoyahkan tekad rakyat Palestina untuk melanjutkan perjuangan menuju pembebasan dan kemerdekaan.

Dalam pernyataan yang disiarkan televisi, pejabat Hamas Khalil al-Hayya memuji Sinwar sebagai pahlawan yang berjuang melawan pasukan Israel hingga napas terakhirnya. Israel mengatakan pada Kamis bahwa mereka membunuh Sinwar dalam operasi militer di Gaza.

Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza setelah serangan lintas perbatasan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera. Setidaknya 42.500 orang telah meninggal, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta lebih dari 99.500 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Serangan Israel telah membuat hampir seluruh populasi Gaza mengungsi di tengah blokade yang masih berlangsung, yang menyebabkan kekurangan parah makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel saat ini menghadapi gugatan genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.

Pada Kamis (17/10/2024), militer Israel menyatakan telah membunuh Sinwar yang dianggap sebagai dalang utama serangan Hamas ke perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023. Kemudian pada Jumat (18/10/2024), kelompok pejuang Palestina Hamas membenarkan gugurnya Yahya Sinwar, kepala biro politik Hamas dalam serangan udara Israel.

“China selalu mendukung rekonsiliasi internal Palestina dan percaya ini adalah langkah penting berdasarkan solusi dua negara untuk menyelesaikan masalah Palestina dan mewujudkan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” ungkap Mao Ning.

Mao Ning menyebut China meyakini bahwa prioritas mendesak adalah untuk sepenuhnya dapat menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB. Yakni segera mencapai gencatan senjata di Gaza dan dengan sungguh-sungguh melindungi warga sipil.

“Selain itu juga memastikan bantuan kemanusiaan dan menghindari peningkatan konflik dan konfrontasi lebih lanjut,” tambah Mao Ning

Dengan gugurnya Yahya Sinwar, nasib kepemimpinan Hamas dan masa depan gerakan perlawanan Palestina akan sangat bergantung pada langkah-langkah selanjutnya yang diambil oleh faksi-faksi yang bersatu dalam semangat perlawanan.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA
x