x

Jepang Terancam “Lenyap” dari Bumi

waktu baca 3 menit
Selasa, 21 Jan 2025 10:54 0 208 admin

MEDAN (AKunberita.id) Krisis populasi parah mengintai Jepang, di mana angka kelahiran bayi terus menurun. Bahkan seorang pakar demografi memperingatkan jika jumlah kelahiran terus anjlok seperti saat ini, Jepang akan benar-benar punah karena jumlah anak akan sangat sedikit.

Krisis polusi di Jepang pernah menjadi isu serius terutama pada pertengahan abad ke-20, terutama di era pasca-Perang Dunia II, saat negara-negara tersebut mengalami industrialisasi yang sangat pesat. Krisis ini melibatkan berbagai bentuk polusi udara, udara, dan tanah yang memberikan dampak buruk pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Hiroshi Yoshuda, profesor di Tohoku University’s Research Center for Aged Economy and Society, menyebut Jepang hanya akan memiliki satu anak berusia di bawah 14 tahun pada 5 Januari 2720 jika tren penurunan kelahiran tidak bisa dihentikan.

Dikutip detikINET dari Independent, dia membuat semacam jam berisi data real time jumlah anak di Jepang. Data itu menunjukkan berapa anak yang ada di Jepang tahun ini dan tahun sebelumnya, dan melacak penurunan yang terjadi.

Hiroshi menggunakan data populasi resmi dari Japanese Statistic Bureau. Jam tersebut mengestimasi waktu di mana jumlah anak di Jepang hanya tinggal seorang dan itu akan terjadi tahun 2720, sekitar 695 tahun dari sekarang.

Datanya berdasarkan angka rata-rata penurunan tahunan populasi anak di Negeri Sakura itu. Data terkini waktunya maju sampai seratus tahun dibandingkan estimasi di tahun 2023 yang artinya krisis populasi semakin parah.

Angka kelahiran Jepang turun ke rekor terendah 1,20 pada tahun 2023, dengan angka di Tokyo turun di bawah satu. Penurunan ini dikaitkan dengan lebih sedikit pernikahan di mana semakin banyak orang yang tetap melajang.

Jumlah kelahiran di Jepang paruh pertama 2024 turun ke level terendah sejak 1969. Antara Januari dan Juni tahun lalu, Jepang mencatat 350.074 kelahiran, turun 5,7% dari periode yang sama tahun 2023. Tahun 2023 juga menandai jumlah kelahiran tahunan terendah sejak pencatatan dimulai di 1899.

Para pembuat kebijakan Jepang berjuang mati-matian untuk mencegah penurunan angka kelahiran. Pemerintah Jepang telah mencoba berbagai aksi termasuk memperluas fasilitas penitipan anak, subsidi perumahan, dan meluncurkan aplikasi kencan untuk mendorong pernikahan dan kelahiran anak.

Berikut data tentang tingkat Populasi di Jepang

  1. Tingkat Kelahiran Rendah
    Pada tahun 2024, Jepang mencatat jumlah kelahiran sekitar 730.000 bayi ,
    Angka ini jauh di bawah jumlah kematian yang mencapai sekitar 1,58 juta ,
  2. Populasi Lansia yang Mendominasi
    Sekitar 29,3% dari total populasi Jepangkerabat
    Jum
  3. Penurunan Jumlah Penduduk
    Populasi Jepang pada awal tahun 2024 tercatat sekitar 124,9 juta jiwa , menurun
    Tren ini telah berlangsung selama 15 tahun berturut-turut ,87 juta pada tahun 2070 ,40% penduduknya adalah lansia .
  4. Tantangan Sosial dan Ekonomi
    Kekurangan Tenaga Kerja: Industri Jepang,
    Beban fiskal meningkat : B
  5. Upaya Pemerintah
    Pada tahun 2024, Jepang mengalokasikan 5,3 triliun yen (sekitar 34 miliar dolar AS) untuk mendorong tingkat kelahiran. Langkah-langkah ini mencakup subsidi untuk pendidikan, perawatan anak, dan insentif untuk pasangan menikah.
    Namun, kebijakan ini menghadapi tantangan besar, karena banyak generasi muda Jepang enggan menikah atau memiliki anak karena faktor ekonomi, pekerjaan yang tidak stabil, dan tekanan sosial.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA