MEDAN (Akunberita.id) Debat publik ketiga Calon Gubernur/Wakil Gubernur Sumatera Utara dilaksanakan, Rabu (13/11) di Tiara Convention Hall Jalan Imam Bonjol Medan.
Dengan mengambil tema Sinergitas Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Rangka Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), debat dihadiri kedua Pasangan Calon (Paslon) Gubernur/Wakil Gubernur Sumut dimulai pukul 20.00 wib dengan sembilan panelis antara lain Dr. Zulkarnain Nasution, MA; Frien Jones Iven H. Tambun; Dr. Walid Musthafa Sembiring MSi; Dr. Faisal Marawa; Dr.Affila, SH,M.Hum; Drs. Halomoan Lubis,M.Pd; Dr. Sarintan E. Damanik, M.Si; Dr. Aminudin Marpaung dan Dr. Muhammad Nuh Siregar, MA
Dalam penyampaian visi dan misi, Paslon nomor urut 1, Bobby Nasution-Surya, yang disampaikan Surya, pihaknya menjanjikan literasi digital ke seluruh pelosok daerah di Sumut sehingga dapat dimanfaatkan dan dinikmati dengan baik oleh seluruh masyarakat. Selain itu juga internet gratis ke seluruh sekolah.
“Membangun Sumatera Utara ini perlu sumber daya yang besar baik itu dari pusat, daerah hingga swasta. Pemberdayaan ini perlu untuk menciptakan lapangan kerja, karena pembangunan bukan hanya dibatasi kabupaten/kota tapi juga ke pelosok-pelosok,” ujar Surya.
Propinsi Sumatera Utara, lanjutnya sangat kaya akan tanaman pangan, hortikultura, pariwisata dan industri yang bisa dikembangkan. Sehingga pemimpin propinsi Sumut akan hadir agar potensi-potensi tersebut bisa tumbuh dan berkembang.
“Kita tidak akan membeda-bedakan agama, daerah, suku dan ras. Jadi pemerataan pembangunan diperlukan dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat,” katanya.
Sementara Paslon nomor urut 2, Edy Rahmayadi-Hasan Basri Sagala mengatakan, Propinsi Sumut merupakan kawasan hamparan yang begitu luas dan merupakan potensi wilayah surga kecil yang diberikan Allah SWT.
“Sumut juga merupakan hamparan tekad yang kuat. Saya sudah bersama rakyat pada 5 tahun lalu dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Untuk itu 5 tahun ke depan kami bertekad mewujudkan konstitusional,” katanya.
Propinsi Sumut memiliki banyak potensi yang harus dinaungi hukum, potensi kemanusian terkhusus manusianya. Jadi, lanjut Edy Rahmayadi, diperlukan pemimpin yang bersih bisa mewujudkan keadilan, dapat memegang teguh semua aturan. Bukan pemimpin yang mudah mengatur aturan.
“Hukum panglima tertinggi di Indonesia khususnya Sumatera Utara. Hukum merupakan langkah utama meningkatkan konstitusi. Hukum yang bisa menjawab keadilan dan kepastian. Serta pemimpin yang bisa menjawab semua pembangunan yang adil dan merata,” paparnya.
Sebelumnya Ketua KPU Sumut Agus Arifin dalam sambutannya mengatakan, debat publik ketiga ini merupakan debat terakhir menjelang berakhirnya masa kampanye pada 23 November 2024.
“Jadi kita harapkan dalam debat terakhir ini akan memunculkan gagasan-gagasan dari Paslon dalam membangun sinergi dan memperkokoh NKRI serta pembangunan daerah Sumut. Selain itu, dengan segala keberagaman di Sumut ini harus terus dijaga khususnya mas akampanye dan berakhirnya Pilkada. Jadi kita mengimbau agar rakyat menggunakan hak pilihnya dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 27 November 2024,” imbuhnya.
Dalam debat publik ketiga Pilgubsu 2024 ini, subtema debat publik yakni
- Penyerasian Pembangunan Daerah
- Optimalisasi Sumber Pendanaan Pusat dan Daerah (APBN, APBD, ADDes, CSR)
- Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan (Prioritas Pembangunan Sesuai Potensi Daerah, Penguatan Potensi Lokal)
- Penyediaan Tenaga Skill (profesional/ahli) Sesuai Kebutuhan Daerah, Literasi Digital.
- NKRI dan Kebangsaan
- Ancaman Disintegrasi Bangsa (Konflik SARA, KKN, Primordialisme, Radikalisme, Ideologi, Politik, Sosial, Budaya, Hukum dan Pertahanan Keamanan)
- Penguatan Iklim Demokrasi (Pendidikan, Partisipasi Politik Dan Demokrasi)
- Wacana Pemekaran Daerah dan Perluasan Daerah. (h01)