Pengangkatan Kepling Diduga Menyimpang, Edwin Sugesti Desak Nonaktifkan Junedi Lumban Gaol

  • Bagikan
Edwin Sugesti Nasution SE mengapresiasi langkah tegas Walikota Medan melakukan tes urine Narkoba
Edwin Sugesti Nasution SE mengapresiasi langkah tegas Walikota Medan melakukan tes urine Narkoba

MEDAN – Aroma penyimpangan dalam pengangkatan Kepala Lingkungan (Kepling) di Kecamatan Medan Helvetia makin menyengat. Camat Medan Helvetia Junedi Lumban Gaol kini menjadi sorotan tajam publik dan DPRD Kota Medan atas dugaan penyalahgunaan wewenang dalam menentukan calon Kepling yang tidak memenuhi syarat.

Anggota DPRD Kota Medan dari fraksi PAN, Edwin Sugesti Nasution dengan nada keras mengecam tindakan Junedi yang dinilai arogan dan melangkahi aturan.

Menurut Edwin, Camat Medan Helvetia telah bertindak semaunya dalam proses seleksi Kepling 10 Kelurahan Dwikora, di mana calon yang terpilih justru tidak memenuhi ambang batas penilaian sebagaimana ketentuan yang berlaku.

“Ini bentuk penyimpangan administrasi dan pelecehan terhadap aturan. Camat Medan Helvetia harus segera dievaluasi, bahkan dinonaktifkan dari jabatannya,” tegas Edwin.

Politisi yang dikenal vokal itu menegaskan, tindakan Junedi jelas melanggar Peraturan Wali Kota (Perwal) Medan Nomor 21 Tahun 2021 tentang pengangkatan dan pemberhentian Kepling. Ia mendesak Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, agar tidak tutup mata atas perilaku bawahannya.

“Wali Kota Medan jangan membiarkan tindakan semena-mena seperti ini. Jika dibiarkan, ini akan jadi preseden buruk bagi tata kelola pemerintahan di tingkat kecamatan,” tandasnya.

Sumber di Kelurahan Dwikora membenarkan bahwa proses seleksi sebelumnya telah dilakukan melalui verifikasi berkas dan wawancara terhadap tiga calon Kepling.

Namun secara mengejutkan, calon yang dinyatakan tidak memenuhi syarat mutlak justru diangkat menjadi Kepling oleh Camat.

Publik kini mempertanyakan integritas dan netralitas Camat Junedi Lumban Gaol, yang dianggap mencederai semangat reformasi birokrasi dan keadilan bagi peserta seleksi lainnya.

“Kalau begini caranya, buat apa ada proses seleksi? Semua akan percuma jika hasil akhirnya hanya berdasarkan ‘selera’ camat,” ujar sumber tersebut geram.

Kasus ini menjadi ujian serius bagi komitmen Wali Kota Medan dalam menegakkan disiplin dan integritas aparatur pemerintahan di bawahnya.(MR/Irwan)

  • Bagikan
Exit mobile version
  • slot777 maxwin
  • slot depo 10k
  • dewi 138
  • slot bet 200
  • sultan188
  • duniacash
  • https://dewa138.xyz/
  • https://dewa138.wiki/
  • sultan188 login
  • slot demo
  • demo slot pg
  • slot777
  • slot maxwin
  • https://lkp-lcec.com/
  • sultan188
  • dewa138
  • https://akkum.kazygurt.edu.kz/
  • https://sarzhaz-sozak.edu.kz/
  • https://airstride.umairqureshi.me/
  • https://tencamintegratedbuilders.org.ng/
  • panen138