Jusup Ginting Pertanyakan Kriteria Penerima Bantuan

  • Bagikan

MEDAN – Ribuan warga memadati Gedung Serbaguna GBKP Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Minggu (27/7/2025) sore untuk berdialog dengan anggota DPRD Medan Yusuf Ginting.

Dikenal vokal dan selalu hadir di tengah masyarakat, Jusup Gintingmenyerap aspirasi dan menyampaikan capaian nyata. Dalam sambutannya, ia langsung mengajak warga menyampaikan keluhan tanpa rasa takut.

“Langsung aja sampaikan, enggak usah takut. Saya hadir bukan karena uang, tapi karena kepercayaan,” tegas Jusup disambut tepuk tangan warga.

Tak main-main, Jusup bahkan mengungkap bahwa selama menjabat staf ahli bapak dr. Sofyan Tan, ia telah membantu hampir 60 ribu pelajar mendapatkan bantuan melalui program aspirasi dan beasiswa.

“SD dapat Rp450 ribu, SMP Rp750 ribu, SMA sekarang sudah Rp1,8 juta per tahun. Kami perjuangkan, bukan janji palsu. Ini bukti nyata,” tandasnya penuh semangat.

Jusup Ginting pun menerangkan bahwa kepedulian anggota DPR RI dr. Sofyan Tan terhadap pendidikan tidak perlu diragukan lagi. Semua masyarakat kurang mampu tanpa memandang suku, agama dan golongan tetap dibantu untuk mendapatkan beasiswa kuliah gratis termasuk Program Indonesia Pintar (PIP).

“Mari kita berterimakasih kepada dr. Sofyan Tan yang sampai saat ini terus membantu memperjuangkan pendidikan yang layak bagi masyarakat di kota Medan dan Sumatera Utara, ” ucap Jusup Ginting disambut dengan tepuk tangan n eriah dari masyarakat yang menghadiri reses III tersebut.

Warga pun tak menyia-nyiakan kesempatan. Edy Tarigan menyoroti drainase yang dibiarkan terbuka meski sudah lama dijanjikan akan ditutup. Warga lain, Ibu Pasaribu, mengeluhkan penyaluran bantuan sosial yang dinilai tidak adil.

“Masih banyak yang seharusnya dapat, tapi enggak kebagian. Malah yang mampu yang dapat,” keluhnya.

Menanggapi itu, Jusup geram. “Kalau ada bantuan yang salah sasaran, harus dikoreksi. Tapi jangan hanya katanya. Harus jelas dan terbukti,” ujarnya tegas.

Perwakilan Dinas Pendidikan yang turut hadir, Taripar R. Sihaloho, menjelaskan bahwa semua sekolah negeri memang gratis, namun realisasi bantuan pendidikan seperti PIP tergantung pada pelaporan dan aktivasi data dari orang tua ke sekolah.

“Banyak yang sudah dapat bantuan, tapi tidak teraktivasi karena orang tua tidak lapor. Ini penting agar bantuan benar-benar sampai,” jelasnya.

Aspirasi juga datang dari jemaat GBKP Simalingkar B yang mengeluhkan minimnya penerangan jalan dan akses masuk ke gedung serbaguna.

“Lampu banyak yang mati. Jemaat kami 1.150 orang. Kami harap ada bantuan untuk penerangan dan pemangkasan pohon di jalan,” kata salah satu perwakilan gereja.

Tak hanya itu, mereka juga berharap perbaikan jalan menuju gedung serbaguna bisa diwujudkan, karena fasilitas itu juga digunakan masyarakat sekitar.

Jusuf Ginting juga mempertanyakan syarat yang digunakan agar warga kurang mampu mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, sebab adanya pertanyaan dari warga bernama Anita Pasaribu yang melihat banyak penerima bantuan sosial datang dengan pakaian mewah dan menggunakan kenderaan roda dua dan roda empat, padahal ada warga yang diketahui susah dan miskin malah tidak mendapatkan bantuan.

“Nanti saya akan pertanyakan ini, apa syarat yang harus diberikan agar masyarakat susah mendapatkan bantuan. Sebab, saya sering menerima keluhan dari warga tidak pernah mendapatkan bantuan, ” terang nya.

Momen yang cukup mencairkan suasana terjadi saat Daniel Karo Gurusinga, pemuda 29 tahun, dengan percaya diri menyampaikan, “Pak Dewan, saya belum kerja dan belum kawin. Tolong bantu, “ujar warga.

Tawa warga pun pecah. Tapi Jusup menanggapinya dengan serius. Ia berjanji akan menjembatani.

Mengakhiri kegiatan, Jusup kembali menegaskan bahwa ia hadir bukan untuk memperkaya diri, melainkan untuk menjadi perpanjangan tangan rakyat yang terus bekerja meski tanpa sorotan kamera.

“Saya tak ingin hanya muncul waktu kampanye. Saya ingin hadir di tengah-tengah masyarakat setiap saat. Kita harus saling bantu demi masa depan yang lebih baik,” ucapnya penuh haru.

Reses ini bukan hanya formalitas, melainkan ruang aktualisasi nyata peran wakil rakyat. Jusup Ginting sekali lagi menunjukkan bahwa kerja politik sejatinya adalah kerja pengabdian.

Turut hadir dalam kegiatan reses ini sejumlah perwakilan dari instansi terkait, di antaranya Taripar R. Sialoho dari Dinas Pendidikan, Sahat Parlindungan dari Kecamatan Medan Tuntungan, Johana br Bangun dari Kelurahan, Yusnidar dari BPJS Kesehatan, Rony Kurniawan dari Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Konstruksi (SDABMBK), Mulia Darma Sitepu dari Disdukcapil Kota Medan, Waldimar Sihombing selaku staf ahli Fraksi PDI Perjuangan, serta Junedi Sembiring yang merupakan Lurah Simalingkar B.

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *