Teheran (AKunberita.id) – Wakil Menteri Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, memperingatkan bahwa keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik Iran-Israel akan menciptakan “neraka bagi seluruh kawasan”.
Dikutip dari BBC, dalam wawancaranya Khatibzadeh menyebut konflik ini bukan perang Amerika dan memperingatkan bahwa jika Presiden AS Donald Trump turun tangan, ia akan diingat sebagai “presiden yang terlibat dalam perang yang bukan miliknya”.
Pernyataan itu muncul setelah serangan rudal Iran mengenai wilayah dekat Rumah Sakit Soroka di Israel selatan, yang menurut media Iran ditujukan ke fasilitas militer di sekitarnya. Namun, serangan tersebut menyebabkan 71 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Israel.
Israel menanggapi dengan menyerang fasilitas nuklir Iran, termasuk reaktor air berat Arak dan kompleks Natanz, yang menurut Teheran merupakan agresi besar terhadap infrastrukturnya.
Diplomasi dan Tuduhan Penghancuran Kesepakatan
Khatibzadeh menyatakan bahwa Iran sebenarnya berada di jalur diplomatik, dengan rencana putaran keenam perundingan nuklir di Muscat. Namun, menurutnya, Israel menggagalkan upaya itu dengan serangan mendadak pada 13 Juni yang menewaskan ilmuwan dan jenderal Iran.
Ia menegaskan serangan Iran adalah bentuk pembelaan diri berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB, dan menyebut konflik ini sebagai “tidak perlu dan tidak diprovokasi”.
Baca juga : http://Iran Klaim Gunakan Rudal Siluman Baru untuk Serang Fasilitas Intelijen Israel
Israel menuduh Iran mempersiapkan senjata nuklir dengan stok uranium yang diperkaya hingga 60%. Sementara itu IAEA juga menuduh dengan menyatakan cadangan Iran bisa digunakan untuk membuat senjata nuklir dalam waktu singkat.
Namun pernyataan tersebut dibantah Iran:
“Jika kami ingin membuat bom nuklir, kami sudah memilikinya sejak lama.”
AS, IAEA, dan Isu Nuklir
Menanggapi pernyataan Trump yang menyalahkan Iran karena menolak kesepakatan nuklir, Khatibzadeh menegaskan bahwa Iran tidak berniat membuat senjata nuklir.
“Kalau kami ingin membuat bom nuklir, sudah dari dulu kami melakukannya,” tegasnya. Ia juga membantah laporan IAEA yang menyebutkan Iran telah mengumpulkan cukup uranium hingga 60% kemurnian.
Sementara itu, IAEA mengingatkan bahwa fasilitas nuklir seharusnya tidak menjadi target perang karena dapat membahayakan manusia dan lingkungan.
Upaya Diplomatik Terakhir
Khatibzadeh menyambut baik rencana diplomasi Eropa melalui pertemuan di Jenewa. Pembicaraan informal antara utusan khusus AS Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi juga masih berlangsung, meskipun Iran menolak negosiasi jika Israel tidak menghentikan serangan.